service ac central bawen

Selasa, 12 Januari 2016
Posted by pendi dank

kami gunung putra teknik penyedia layanan jasa service ac central bawen

Dengan bekal pengalaman dan studi di bidang pendingin serta jam terbang dalam bidang pelayanan jasa maintenance sistem refrigerasi kami berharap dan akan terus berjuang untuk dapat memuaskan pelanggan kami serta memberikan pelayanan yang terbak sehingga apa yang menjadi tanggung jwab kami mengenai perawatan peralatan pendingin dapat terpenuhi.

Dalam hal ini service ac central menjadi prioritas dalam pelayanan kami di bidang pendingin dan tata udara ,berikut kmi coba terangkan sedikit tentang unit AC central.

Sistem AC Sentral (Central) merupakan suatu sistem AC dimana proses pendinginan udara terpusat pada satu lokasi yang kemudian didistribusikan/dialirkan ke semua arah atau lokasi (satu Outdoor dengan beberapa indoor). Sistem ini memiliki beberapa komponen utama yaitu unit pendingin atau Chiller, Unit pengatur udara atau Air Handling Unit (AHU), Cooling Tower, system pemipaan, system saluran udara atau ducting dan system control & kelistrikan. Berikut adalah komponen, cara kerja AC Ruangan Sentral, dan Preventif Maintenance AC Sentral Ruangan.

Komponen AC Sentral Ruangan

1. CHILLER (unit pendingin).

Chiller adalah mesin refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan air pada sisi evaporatornya. Air dingin yang dihasilkan selanjutnya didistribusikan ke mesin penukar kalor ( FCU / Fan Coil Unit ).

Jenis chiller didasarkan pada jenis kompressornya :

a. Reciprocating
b. Screw
c. Centrifugal

Jenis chiller didasarkan pada jenis cara pendinginan kondensornya :

a. Air Cooler
b. Water Cooler

2. AHU (Air Handling Unit)/Unit Penanganan Udara

AHU Adalah suatu mesin penukar kalor, dimana udara panas dari ruangan dihembuskan melewati coil pendingin didalam AHU sehingga menjadi udara dingin yang selanjutnya didistribusikan ke ruangan.

3. COOLING TOWER ( khusus untuk chiller jenis Water Cooler ).

Adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mendinginkan air yang dipakai pendinginan condenssor chiller dengan cara melewat air panas pada filamen didalam cooling tower yang dihembus oleh udara sekitar dengan blower yang suhunya lebih rendah.

4. POMPA SIRKULASI.

Ada dua jenis pompa sirkulasi, yaitu :
a. Pompa sirkulasi air dingin ( Chilled Water Pump ) berfungsi mensirkulasikan air dingin dari Chiller ke Koil pendingin AHU / FCU.
b. Pompa Sirkulasi air pendingin ( Condenser Water Pump ).
Pompa ini hanya untuk Chiller jenis Water Cooled dan berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin dari kondensor Chiller ke Cooling Tower dan seterusnya.
http://serviceacbatangputra.blogspot.com
service ac central semarang

SISTEM KERJA AC SENTRAL RUANGAN

Pada unit pendingin atau Chiller yang menganut system kompresi uap, komponennya terdiri dari kompresor, kondensor, alat ekspansi dan evaporator. Pada Chiller biasanya tipe kondensornya adalah water-cooled condenser. Air untuk mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang kemudian outputnya didinginkan kembali secara evaporative cooling pada cooling tower.
Pada komponen evaporator, jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang didinginkan tidak langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui system pemipaan. Air yang mengalami pendinginan pada evaporator dialirkan menuju system penanganan udara (AHU) menuju koil pendingin.
Jika kita perhatikan komponen-komponen apa saja yang ada di dalamnya maka setiap AHU akan memiliki :

1. Filter

  merupakan penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-partikel lainnya sehingga diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih. Filter ini dibedakan berdasarkan kelas-kelasnya.

2. Centrifugal fan

 merupakan kipas/blower sentrifugal yang berfungsi untuk mendistribusikan udara melewati ducting menuju ruangan-ruangan.

3. Koil pendingin

 merupakan komponen yang berfungsi menurunkan temperatur udara.
Prinsip kerja secara sederhana pada unit penanganan udara ini adalah menyedot udara dari ruangan (return air) yang kemudian dicampur dengan udara segar dari lingkungan (fresh air) dengan komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai keinginan. Campuran udara tersebut masuk menuju AHU melewati filter, fan sentrifugal dan koil pendingin. Setelah itu udara yang telah mengalami penurunan temperatur didistribusikan secara merata ke setiap ruangan melewati saluran udara (ducting) yang telah dirancang terlebih dahulu sehingga lokasi yang jauh sekalipun bisa terjangkau.
Beberapa kelemahan dari sistem ini adalah jika satu komponen mengalami kerusakan dan sistem AC sentral tidak hidup maka semua ruangan tidak akan merasakan udara sejuk. Selain itu jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus pada termostat di koil pendingin pada komponen AHU.
Jadi………
Dari penjelasan diatas, jelas sistem AC Sentral sangat berbeda dengan AC Split baik dari segi fungsi maupun dari segi instalasi. Istilah Sistem AC Sentral (Central) diperuntukkan untuk instalasi AC di satu gedung yang tidak memiliki pengatur suhu sendiri-sendiri (misalnya per ruang). Semua dikontrol di satu titik dan kemudian hawa dinginnya didistribusikan dengan pipa ke ruangan-ruangan. Dengan AC Central yang bisa dilakukan cuma mengecilkan dan membesarkan lubang tempat hawa dingin AC masuk ke ruang kita. Contoh AC Central adalah di mall, gedung mimbar, gedung perkantoran yang luas atau di dalam bis ber-AC.

MAINTENANCE AC (perawatan AC) SENTRAL Ruangan

1. Mempersiapkan perawatan mesin

1.1. Semua proses perawatan dan perbaikan dilaksanakan sesuai prosedur dan SOP yang ditentukan,
1.2. Selalu bersifat koordinatif dengan pimpinan agar menghasilkan pekerjaan seefisien mungkin,
1.3. Jadual perawatan, jadual peralatan dan pemeriksaan spesifikasi alat disiapkan agar efektif sesuai kebutuhan.
1.4. Kelengkapan bahan yang akan dipakai : bahan cairan pembersih, lap pembersih ; bila perlu kompresor udara,diperiksa dan diurutkan sesuai prosedur perawatan.
1.5. Perkakas bongkar pasang dan alat ukur yang diperlukan diperiksa agar dapat bekerja dengan baik dan aman

2. Merawat memperbaiki mesin AC Sentral bagian luar

2.1. Perawatan mesin pendingin dilaksanakan sesuai prosedur SOP yang ditentukan
2.2. Gambar denah mesin dibaca dan didiagnosis dengan baik dan teliti
2.3. Debu/kotoran luar dibersihkan dengan cairan pembersih tanpa merusak bahan mesin.
2.4.Filter udara, evaporator dan kondensor dengan kompresor udara hisap dibersihkan setelah diberi disinfectan dan cairan pembersih.
2.5. Deposit yang sulit dan melekat pada dinding penukar kalor dibersihkan dengan cara kimia atau fisis sesuai dengan prosedur yang ditentukan
2.6. Kebocoran pipa diidentifikasi dan segera diperbaiki
2.7. Kesalahan kerja peralatan diidentifikasi dan dicari sumber kesalahan kerja alat tersebut.
2.8. Alat ukur, alat kontrol dan asesori diperiksa dan dilakukan perawatan yang diperlukan.

3. Merawat dan memperbaiki mesin AC Sentral sesuai ketentuan

3.1. Sebelum dilakukan pembongkar mesin terlebih dahulu dilakukan pengeluaran refrijeran.
3.2. Bagian dalam mesin dibersihkan dengan metode vakum bagian dalam sesuai prosedur yang Ditentukan
3.3. Katub ekspansi atau pipa kapiler ekspansi dibersihkan dengan kompresor uadara.
3.4. Desican dibersihkan, direkondisi dan dimasang kembali sesuai prosedur yang ditentukan
3.5. Nosel pengkabut refrijerran dibersihkan dan dipasang kembali tanpa merusak alat sesuai ketentuan
3.6. Alat ukuir, alat kontrol, alat pengaman listrik dan asesori lainnya diperiksa, kerusakan diperbaiki dan dipasang kembali sesuai ketentuan
3.7. Peralatan rusak yang tidak mungkin diperbaiki diganti dengan alat baru serta dipasang kembali tanpa adanya kerusakan alat
3.8. Untuk mengganti alat yang rusak sesuai spesifikasinya dilakukan pengadaan barang.
3.9. Dijaga agar refriferan cair dan pelumas tidak masuk kedalam kompresor.
3.10. Kelengkapan pemasangan mesin diperiksa dan dilakukan re-instal untuk meyakinkan bahwa bekerja dengan baik. sistem sudah dapat
3.11. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan tidak ada kesalahan berarti dan tidak mengulangi pekerjaan.
3.12. Semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam kontrak kerja

4. Mengevaluasi dan memeriksa hasil perawatan

4.1. Selama pekerjaan berlangsung kualitas hasil pekerjaan selalu diperiksa agar tidak terjadi pengulangan pekerjaan.
4.2. Bila terjadi penyimpangan/masalah harus didiskusikan dengan pimpinan atau seorang ahli yang berwenang sesauai prosedur yang berlaku.
4.3. Semua kejadian perawatan dan perbaikan dicatat dengan teliti dalam buku perawatan mesin bersangkutan dan diperkirakan jadual perawatan selanjutnya.
4.4. Hasil pekerjaan diperiksa dengan seksama di akhir pekerjaan untuk meyakinkan sesuai dengan yang diharapkan
4.5. Dibuat laporan hasil pekerjaan kepada pemberi kerja sesuai dengan tugasnya.
Demikian penjelasan singkat mengenai unit ac central dan perawatanya.

kami gunung putra teknik penyedia layanan jasa service ac central bergas

Dengan bekal pengalaman dan studi di bidang pendingin serta jam terbang dalam bidang pelayanan jasa maintenance sistem refrigerasi kami berharap dan akan terus berjuang untuk dapat memuaskan pelanggan kami serta memberikan pelayanan yang terbak sehingga apa yang menjadi tanggung jwab kami mengenai perawatan peralatan pendingin dapat terpenuhi.

Dalam hal ini service ac central menjadi prioritas dalam pelayanan kami di bidang pendingin dan tata udara ,berikut kmi coba terangkan sedikit tentang unit AC central.

Sistem AC Sentral (Central) merupakan suatu sistem AC dimana proses pendinginan udara terpusat pada satu lokasi yang kemudian didistribusikan/dialirkan ke semua arah atau lokasi (satu Outdoor dengan beberapa indoor). Sistem ini memiliki beberapa komponen utama yaitu unit pendingin atau Chiller, Unit pengatur udara atau Air Handling Unit (AHU), Cooling Tower, system pemipaan, system saluran udara atau ducting dan system control & kelistrikan. Berikut adalah komponen, cara kerja AC Ruangan Sentral, dan Preventif Maintenance AC Sentral Ruangan.

Komponen AC Sentral Ruangan

1. CHILLER (unit pendingin).

Chiller adalah mesin refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan air pada sisi evaporatornya. Air dingin yang dihasilkan selanjutnya didistribusikan ke mesin penukar kalor ( FCU / Fan Coil Unit ).

Jenis chiller didasarkan pada jenis kompressornya :

a. Reciprocating
b. Screw
c. Centrifugal

Jenis chiller didasarkan pada jenis cara pendinginan kondensornya :

a. Air Cooler
b. Water Cooler

2. AHU (Air Handling Unit)/Unit Penanganan Udara

AHU Adalah suatu mesin penukar kalor, dimana udara panas dari ruangan dihembuskan melewati coil pendingin didalam AHU sehingga menjadi udara dingin yang selanjutnya didistribusikan ke ruangan.

3. COOLING TOWER ( khusus untuk chiller jenis Water Cooler ).

Adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mendinginkan air yang dipakai pendinginan condenssor chiller dengan cara melewat air panas pada filamen didalam cooling tower yang dihembus oleh udara sekitar dengan blower yang suhunya lebih rendah.

4. POMPA SIRKULASI.

Ada dua jenis pompa sirkulasi, yaitu :
a. Pompa sirkulasi air dingin ( Chilled Water Pump ) berfungsi mensirkulasikan air dingin dari Chiller ke Koil pendingin AHU / FCU.
b. Pompa Sirkulasi air pendingin ( Condenser Water Pump ).
Pompa ini hanya untuk Chiller jenis Water Cooled dan berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin dari kondensor Chiller ke Cooling Tower dan seterusnya.
http://serviceacbatangputra.blogspot.com
service ac central semarang

SISTEM KERJA AC SENTRAL RUANGAN

Pada unit pendingin atau Chiller yang menganut system kompresi uap, komponennya terdiri dari kompresor, kondensor, alat ekspansi dan evaporator. Pada Chiller biasanya tipe kondensornya adalah water-cooled condenser. Air untuk mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang kemudian outputnya didinginkan kembali secara evaporative cooling pada cooling tower.
Pada komponen evaporator, jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang didinginkan tidak langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui system pemipaan. Air yang mengalami pendinginan pada evaporator dialirkan menuju system penanganan udara (AHU) menuju koil pendingin.
Jika kita perhatikan komponen-komponen apa saja yang ada di dalamnya maka setiap AHU akan memiliki :

1. Filter

  merupakan penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-partikel lainnya sehingga diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih. Filter ini dibedakan berdasarkan kelas-kelasnya.

2. Centrifugal fan

 merupakan kipas/blower sentrifugal yang berfungsi untuk mendistribusikan udara melewati ducting menuju ruangan-ruangan.

3. Koil pendingin

 merupakan komponen yang berfungsi menurunkan temperatur udara.
Prinsip kerja secara sederhana pada unit penanganan udara ini adalah menyedot udara dari ruangan (return air) yang kemudian dicampur dengan udara segar dari lingkungan (fresh air) dengan komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai keinginan. Campuran udara tersebut masuk menuju AHU melewati filter, fan sentrifugal dan koil pendingin. Setelah itu udara yang telah mengalami penurunan temperatur didistribusikan secara merata ke setiap ruangan melewati saluran udara (ducting) yang telah dirancang terlebih dahulu sehingga lokasi yang jauh sekalipun bisa terjangkau.
Beberapa kelemahan dari sistem ini adalah jika satu komponen mengalami kerusakan dan sistem AC sentral tidak hidup maka semua ruangan tidak akan merasakan udara sejuk. Selain itu jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus pada termostat di koil pendingin pada komponen AHU.
Jadi………
Dari penjelasan diatas, jelas sistem AC Sentral sangat berbeda dengan AC Split baik dari segi fungsi maupun dari segi instalasi. Istilah Sistem AC Sentral (Central) diperuntukkan untuk instalasi AC di satu gedung yang tidak memiliki pengatur suhu sendiri-sendiri (misalnya per ruang). Semua dikontrol di satu titik dan kemudian hawa dinginnya didistribusikan dengan pipa ke ruangan-ruangan. Dengan AC Central yang bisa dilakukan cuma mengecilkan dan membesarkan lubang tempat hawa dingin AC masuk ke ruang kita. Contoh AC Central adalah di mall, gedung mimbar, gedung perkantoran yang luas atau di dalam bis ber-AC.

MAINTENANCE AC (perawatan AC) SENTRAL Ruangan

1. Mempersiapkan perawatan mesin

1.1. Semua proses perawatan dan perbaikan dilaksanakan sesuai prosedur dan SOP yang ditentukan,
1.2. Selalu bersifat koordinatif dengan pimpinan agar menghasilkan pekerjaan seefisien mungkin,
1.3. Jadual perawatan, jadual peralatan dan pemeriksaan spesifikasi alat disiapkan agar efektif sesuai kebutuhan.
1.4. Kelengkapan bahan yang akan dipakai : bahan cairan pembersih, lap pembersih ; bila perlu kompresor udara,diperiksa dan diurutkan sesuai prosedur perawatan.
1.5. Perkakas bongkar pasang dan alat ukur yang diperlukan diperiksa agar dapat bekerja dengan baik dan aman

2. Merawat memperbaiki mesin AC Sentral bagian luar

2.1. Perawatan mesin pendingin dilaksanakan sesuai prosedur SOP yang ditentukan
2.2. Gambar denah mesin dibaca dan didiagnosis dengan baik dan teliti
2.3. Debu/kotoran luar dibersihkan dengan cairan pembersih tanpa merusak bahan mesin.
2.4.Filter udara, evaporator dan kondensor dengan kompresor udara hisap dibersihkan setelah diberi disinfectan dan cairan pembersih.
2.5. Deposit yang sulit dan melekat pada dinding penukar kalor dibersihkan dengan cara kimia atau fisis sesuai dengan prosedur yang ditentukan
2.6. Kebocoran pipa diidentifikasi dan segera diperbaiki
2.7. Kesalahan kerja peralatan diidentifikasi dan dicari sumber kesalahan kerja alat tersebut.
2.8. Alat ukur, alat kontrol dan asesori diperiksa dan dilakukan perawatan yang diperlukan.

3. Merawat dan memperbaiki mesin AC Sentral sesuai ketentuan

3.1. Sebelum dilakukan pembongkar mesin terlebih dahulu dilakukan pengeluaran refrijeran.
3.2. Bagian dalam mesin dibersihkan dengan metode vakum bagian dalam sesuai prosedur yang Ditentukan
3.3. Katub ekspansi atau pipa kapiler ekspansi dibersihkan dengan kompresor uadara.
3.4. Desican dibersihkan, direkondisi dan dimasang kembali sesuai prosedur yang ditentukan
3.5. Nosel pengkabut refrijerran dibersihkan dan dipasang kembali tanpa merusak alat sesuai ketentuan
3.6. Alat ukuir, alat kontrol, alat pengaman listrik dan asesori lainnya diperiksa, kerusakan diperbaiki dan dipasang kembali sesuai ketentuan
3.7. Peralatan rusak yang tidak mungkin diperbaiki diganti dengan alat baru serta dipasang kembali tanpa adanya kerusakan alat
3.8. Untuk mengganti alat yang rusak sesuai spesifikasinya dilakukan pengadaan barang.
3.9. Dijaga agar refriferan cair dan pelumas tidak masuk kedalam kompresor.
3.10. Kelengkapan pemasangan mesin diperiksa dan dilakukan re-instal untuk meyakinkan bahwa bekerja dengan baik. sistem sudah dapat
3.11. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan tidak ada kesalahan berarti dan tidak mengulangi pekerjaan.
3.12. Semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam kontrak kerja

4. Mengevaluasi dan memeriksa hasil perawatan

4.1. Selama pekerjaan berlangsung kualitas hasil pekerjaan selalu diperiksa agar tidak terjadi pengulangan pekerjaan.
4.2. Bila terjadi penyimpangan/masalah harus didiskusikan dengan pimpinan atau seorang ahli yang berwenang sesauai prosedur yang berlaku.
4.3. Semua kejadian perawatan dan perbaikan dicatat dengan teliti dalam buku perawatan mesin bersangkutan dan diperkirakan jadual perawatan selanjutnya.
4.4. Hasil pekerjaan diperiksa dengan seksama di akhir pekerjaan untuk meyakinkan sesuai dengan yang diharapkan
4.5. Dibuat laporan hasil pekerjaan kepada pemberi kerja sesuai dengan tugasnya.
Demikian penjelasan singkat mengenai unit ac central dan perawatanya.

kami gunung putra teknik penyedia layanan jasa service ac central ambarawa

Dengan bekal pengalaman dan studi di bidang pendingin serta jam terbang dalam bidang pelayanan jasa maintenance sistem refrigerasi kami berharap dan akan terus berjuang untuk dapat memuaskan pelanggan kami serta memberikan pelayanan yang terbak sehingga apa yang menjadi tanggung jwab kami mengenai perawatan peralatan pendingin dapat terpenuhi.

Dalam hal ini service ac central menjadi prioritas dalam pelayanan kami di bidang pendingin dan tata udara ,berikut kmi coba terangkan sedikit tentang unit AC central.

Sistem AC Sentral (Central) merupakan suatu sistem AC dimana proses pendinginan udara terpusat pada satu lokasi yang kemudian didistribusikan/dialirkan ke semua arah atau lokasi (satu Outdoor dengan beberapa indoor). Sistem ini memiliki beberapa komponen utama yaitu unit pendingin atau Chiller, Unit pengatur udara atau Air Handling Unit (AHU), Cooling Tower, system pemipaan, system saluran udara atau ducting dan system control & kelistrikan. Berikut adalah komponen, cara kerja AC Ruangan Sentral, dan Preventif Maintenance AC Sentral Ruangan.

Komponen AC Sentral Ruangan

1. CHILLER (unit pendingin).

Chiller adalah mesin refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan air pada sisi evaporatornya. Air dingin yang dihasilkan selanjutnya didistribusikan ke mesin penukar kalor ( FCU / Fan Coil Unit ).

Jenis chiller didasarkan pada jenis kompressornya :

a. Reciprocating
b. Screw
c. Centrifugal

Jenis chiller didasarkan pada jenis cara pendinginan kondensornya :

a. Air Cooler
b. Water Cooler

2. AHU (Air Handling Unit)/Unit Penanganan Udara

AHU Adalah suatu mesin penukar kalor, dimana udara panas dari ruangan dihembuskan melewati coil pendingin didalam AHU sehingga menjadi udara dingin yang selanjutnya didistribusikan ke ruangan.

3. COOLING TOWER ( khusus untuk chiller jenis Water Cooler ).

Adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mendinginkan air yang dipakai pendinginan condenssor chiller dengan cara melewat air panas pada filamen didalam cooling tower yang dihembus oleh udara sekitar dengan blower yang suhunya lebih rendah.

4. POMPA SIRKULASI.

Ada dua jenis pompa sirkulasi, yaitu :
a. Pompa sirkulasi air dingin ( Chilled Water Pump ) berfungsi mensirkulasikan air dingin dari Chiller ke Koil pendingin AHU / FCU.
b. Pompa Sirkulasi air pendingin ( Condenser Water Pump ).
Pompa ini hanya untuk Chiller jenis Water Cooled dan berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin dari kondensor Chiller ke Cooling Tower dan seterusnya.
http://serviceacbatangputra.blogspot.com
service ac central semarang

SISTEM KERJA AC SENTRAL RUANGAN

Pada unit pendingin atau Chiller yang menganut system kompresi uap, komponennya terdiri dari kompresor, kondensor, alat ekspansi dan evaporator. Pada Chiller biasanya tipe kondensornya adalah water-cooled condenser. Air untuk mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang kemudian outputnya didinginkan kembali secara evaporative cooling pada cooling tower.
Pada komponen evaporator, jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang didinginkan tidak langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui system pemipaan. Air yang mengalami pendinginan pada evaporator dialirkan menuju system penanganan udara (AHU) menuju koil pendingin.
Jika kita perhatikan komponen-komponen apa saja yang ada di dalamnya maka setiap AHU akan memiliki :

1. Filter

  merupakan penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-partikel lainnya sehingga diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih. Filter ini dibedakan berdasarkan kelas-kelasnya.

2. Centrifugal fan

 merupakan kipas/blower sentrifugal yang berfungsi untuk mendistribusikan udara melewati ducting menuju ruangan-ruangan.

3. Koil pendingin

 merupakan komponen yang berfungsi menurunkan temperatur udara.
Prinsip kerja secara sederhana pada unit penanganan udara ini adalah menyedot udara dari ruangan (return air) yang kemudian dicampur dengan udara segar dari lingkungan (fresh air) dengan komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai keinginan. Campuran udara tersebut masuk menuju AHU melewati filter, fan sentrifugal dan koil pendingin. Setelah itu udara yang telah mengalami penurunan temperatur didistribusikan secara merata ke setiap ruangan melewati saluran udara (ducting) yang telah dirancang terlebih dahulu sehingga lokasi yang jauh sekalipun bisa terjangkau.
Beberapa kelemahan dari sistem ini adalah jika satu komponen mengalami kerusakan dan sistem AC sentral tidak hidup maka semua ruangan tidak akan merasakan udara sejuk. Selain itu jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus pada termostat di koil pendingin pada komponen AHU.
Jadi………
Dari penjelasan diatas, jelas sistem AC Sentral sangat berbeda dengan AC Split baik dari segi fungsi maupun dari segi instalasi. Istilah Sistem AC Sentral (Central) diperuntukkan untuk instalasi AC di satu gedung yang tidak memiliki pengatur suhu sendiri-sendiri (misalnya per ruang). Semua dikontrol di satu titik dan kemudian hawa dinginnya didistribusikan dengan pipa ke ruangan-ruangan. Dengan AC Central yang bisa dilakukan cuma mengecilkan dan membesarkan lubang tempat hawa dingin AC masuk ke ruang kita. Contoh AC Central adalah di mall, gedung mimbar, gedung perkantoran yang luas atau di dalam bis ber-AC.

MAINTENANCE AC (perawatan AC) SENTRAL Ruangan

1. Mempersiapkan perawatan mesin

1.1. Semua proses perawatan dan perbaikan dilaksanakan sesuai prosedur dan SOP yang ditentukan,
1.2. Selalu bersifat koordinatif dengan pimpinan agar menghasilkan pekerjaan seefisien mungkin,
1.3. Jadual perawatan, jadual peralatan dan pemeriksaan spesifikasi alat disiapkan agar efektif sesuai kebutuhan.
1.4. Kelengkapan bahan yang akan dipakai : bahan cairan pembersih, lap pembersih ; bila perlu kompresor udara,diperiksa dan diurutkan sesuai prosedur perawatan.
1.5. Perkakas bongkar pasang dan alat ukur yang diperlukan diperiksa agar dapat bekerja dengan baik dan aman

2. Merawat memperbaiki mesin AC Sentral bagian luar

2.1. Perawatan mesin pendingin dilaksanakan sesuai prosedur SOP yang ditentukan
2.2. Gambar denah mesin dibaca dan didiagnosis dengan baik dan teliti
2.3. Debu/kotoran luar dibersihkan dengan cairan pembersih tanpa merusak bahan mesin.
2.4.Filter udara, evaporator dan kondensor dengan kompresor udara hisap dibersihkan setelah diberi disinfectan dan cairan pembersih.
2.5. Deposit yang sulit dan melekat pada dinding penukar kalor dibersihkan dengan cara kimia atau fisis sesuai dengan prosedur yang ditentukan
2.6. Kebocoran pipa diidentifikasi dan segera diperbaiki
2.7. Kesalahan kerja peralatan diidentifikasi dan dicari sumber kesalahan kerja alat tersebut.
2.8. Alat ukur, alat kontrol dan asesori diperiksa dan dilakukan perawatan yang diperlukan.

3. Merawat dan memperbaiki mesin AC Sentral sesuai ketentuan

3.1. Sebelum dilakukan pembongkar mesin terlebih dahulu dilakukan pengeluaran refrijeran.
3.2. Bagian dalam mesin dibersihkan dengan metode vakum bagian dalam sesuai prosedur yang Ditentukan
3.3. Katub ekspansi atau pipa kapiler ekspansi dibersihkan dengan kompresor uadara.
3.4. Desican dibersihkan, direkondisi dan dimasang kembali sesuai prosedur yang ditentukan
3.5. Nosel pengkabut refrijerran dibersihkan dan dipasang kembali tanpa merusak alat sesuai ketentuan
3.6. Alat ukuir, alat kontrol, alat pengaman listrik dan asesori lainnya diperiksa, kerusakan diperbaiki dan dipasang kembali sesuai ketentuan
3.7. Peralatan rusak yang tidak mungkin diperbaiki diganti dengan alat baru serta dipasang kembali tanpa adanya kerusakan alat
3.8. Untuk mengganti alat yang rusak sesuai spesifikasinya dilakukan pengadaan barang.
3.9. Dijaga agar refriferan cair dan pelumas tidak masuk kedalam kompresor.
3.10. Kelengkapan pemasangan mesin diperiksa dan dilakukan re-instal untuk meyakinkan bahwa bekerja dengan baik. sistem sudah dapat
3.11. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan tidak ada kesalahan berarti dan tidak mengulangi pekerjaan.
3.12. Semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam kontrak kerja

4. Mengevaluasi dan memeriksa hasil perawatan

4.1. Selama pekerjaan berlangsung kualitas hasil pekerjaan selalu diperiksa agar tidak terjadi pengulangan pekerjaan.
4.2. Bila terjadi penyimpangan/masalah harus didiskusikan dengan pimpinan atau seorang ahli yang berwenang sesauai prosedur yang berlaku.
4.3. Semua kejadian perawatan dan perbaikan dicatat dengan teliti dalam buku perawatan mesin bersangkutan dan diperkirakan jadual perawatan selanjutnya.
4.4. Hasil pekerjaan diperiksa dengan seksama di akhir pekerjaan untuk meyakinkan sesuai dengan yang diharapkan
4.5. Dibuat laporan hasil pekerjaan kepada pemberi kerja sesuai dengan tugasnya.
Demikian penjelasan singkat mengenai unit ac central dan perawatanya.

kami gunung putra teknik penyedia layanan jasa service ac central ungaran

Dengan bekal pengalaman dan studi di bidang pendingin serta jam terbang dalam bidang pelayanan jasa maintenance sistem refrigerasi kami berharap dan akan terus berjuang untuk dapat memuaskan pelanggan kami serta memberikan pelayanan yang terbak sehingga apa yang menjadi tanggung jwab kami mengenai perawatan peralatan pendingin dapat terpenuhi.

Dalam hal ini service ac central menjadi prioritas dalam pelayanan kami di bidang pendingin dan tata udara ,berikut kmi coba terangkan sedikit tentang unit AC central.

Sistem AC Sentral (Central) merupakan suatu sistem AC dimana proses pendinginan udara terpusat pada satu lokasi yang kemudian didistribusikan/dialirkan ke semua arah atau lokasi (satu Outdoor dengan beberapa indoor). Sistem ini memiliki beberapa komponen utama yaitu unit pendingin atau Chiller, Unit pengatur udara atau Air Handling Unit (AHU), Cooling Tower, system pemipaan, system saluran udara atau ducting dan system control & kelistrikan. Berikut adalah komponen, cara kerja AC Ruangan Sentral, dan Preventif Maintenance AC Sentral Ruangan.

Komponen AC Sentral Ruangan

1. CHILLER (unit pendingin).

Chiller adalah mesin refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan air pada sisi evaporatornya. Air dingin yang dihasilkan selanjutnya didistribusikan ke mesin penukar kalor ( FCU / Fan Coil Unit ).

Jenis chiller didasarkan pada jenis kompressornya :

a. Reciprocating
b. Screw
c. Centrifugal

Jenis chiller didasarkan pada jenis cara pendinginan kondensornya :

a. Air Cooler
b. Water Cooler

2. AHU (Air Handling Unit)/Unit Penanganan Udara

AHU Adalah suatu mesin penukar kalor, dimana udara panas dari ruangan dihembuskan melewati coil pendingin didalam AHU sehingga menjadi udara dingin yang selanjutnya didistribusikan ke ruangan.

3. COOLING TOWER ( khusus untuk chiller jenis Water Cooler ).

Adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mendinginkan air yang dipakai pendinginan condenssor chiller dengan cara melewat air panas pada filamen didalam cooling tower yang dihembus oleh udara sekitar dengan blower yang suhunya lebih rendah.

4. POMPA SIRKULASI.

Ada dua jenis pompa sirkulasi, yaitu :
a. Pompa sirkulasi air dingin ( Chilled Water Pump ) berfungsi mensirkulasikan air dingin dari Chiller ke Koil pendingin AHU / FCU.
b. Pompa Sirkulasi air pendingin ( Condenser Water Pump ).
Pompa ini hanya untuk Chiller jenis Water Cooled dan berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin dari kondensor Chiller ke Cooling Tower dan seterusnya.
http://serviceacbatangputra.blogspot.com
service ac central semarang

SISTEM KERJA AC SENTRAL RUANGAN

Pada unit pendingin atau Chiller yang menganut system kompresi uap, komponennya terdiri dari kompresor, kondensor, alat ekspansi dan evaporator. Pada Chiller biasanya tipe kondensornya adalah water-cooled condenser. Air untuk mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang kemudian outputnya didinginkan kembali secara evaporative cooling pada cooling tower.
Pada komponen evaporator, jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang didinginkan tidak langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui system pemipaan. Air yang mengalami pendinginan pada evaporator dialirkan menuju system penanganan udara (AHU) menuju koil pendingin.
Jika kita perhatikan komponen-komponen apa saja yang ada di dalamnya maka setiap AHU akan memiliki :

1. Filter

  merupakan penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-partikel lainnya sehingga diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih. Filter ini dibedakan berdasarkan kelas-kelasnya.

2. Centrifugal fan

 merupakan kipas/blower sentrifugal yang berfungsi untuk mendistribusikan udara melewati ducting menuju ruangan-ruangan.

3. Koil pendingin

 merupakan komponen yang berfungsi menurunkan temperatur udara.
Prinsip kerja secara sederhana pada unit penanganan udara ini adalah menyedot udara dari ruangan (return air) yang kemudian dicampur dengan udara segar dari lingkungan (fresh air) dengan komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai keinginan. Campuran udara tersebut masuk menuju AHU melewati filter, fan sentrifugal dan koil pendingin. Setelah itu udara yang telah mengalami penurunan temperatur didistribusikan secara merata ke setiap ruangan melewati saluran udara (ducting) yang telah dirancang terlebih dahulu sehingga lokasi yang jauh sekalipun bisa terjangkau.
Beberapa kelemahan dari sistem ini adalah jika satu komponen mengalami kerusakan dan sistem AC sentral tidak hidup maka semua ruangan tidak akan merasakan udara sejuk. Selain itu jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus pada termostat di koil pendingin pada komponen AHU.
Jadi………
Dari penjelasan diatas, jelas sistem AC Sentral sangat berbeda dengan AC Split baik dari segi fungsi maupun dari segi instalasi. Istilah Sistem AC Sentral (Central) diperuntukkan untuk instalasi AC di satu gedung yang tidak memiliki pengatur suhu sendiri-sendiri (misalnya per ruang). Semua dikontrol di satu titik dan kemudian hawa dinginnya didistribusikan dengan pipa ke ruangan-ruangan. Dengan AC Central yang bisa dilakukan cuma mengecilkan dan membesarkan lubang tempat hawa dingin AC masuk ke ruang kita. Contoh AC Central adalah di mall, gedung mimbar, gedung perkantoran yang luas atau di dalam bis ber-AC.

MAINTENANCE AC (perawatan AC) SENTRAL Ruangan

1. Mempersiapkan perawatan mesin

1.1. Semua proses perawatan dan perbaikan dilaksanakan sesuai prosedur dan SOP yang ditentukan,
1.2. Selalu bersifat koordinatif dengan pimpinan agar menghasilkan pekerjaan seefisien mungkin,
1.3. Jadual perawatan, jadual peralatan dan pemeriksaan spesifikasi alat disiapkan agar efektif sesuai kebutuhan.
1.4. Kelengkapan bahan yang akan dipakai : bahan cairan pembersih, lap pembersih ; bila perlu kompresor udara,diperiksa dan diurutkan sesuai prosedur perawatan.
1.5. Perkakas bongkar pasang dan alat ukur yang diperlukan diperiksa agar dapat bekerja dengan baik dan aman

2. Merawat memperbaiki mesin AC Sentral bagian luar

2.1. Perawatan mesin pendingin dilaksanakan sesuai prosedur SOP yang ditentukan
2.2. Gambar denah mesin dibaca dan didiagnosis dengan baik dan teliti
2.3. Debu/kotoran luar dibersihkan dengan cairan pembersih tanpa merusak bahan mesin.
2.4.Filter udara, evaporator dan kondensor dengan kompresor udara hisap dibersihkan setelah diberi disinfectan dan cairan pembersih.
2.5. Deposit yang sulit dan melekat pada dinding penukar kalor dibersihkan dengan cara kimia atau fisis sesuai dengan prosedur yang ditentukan
2.6. Kebocoran pipa diidentifikasi dan segera diperbaiki
2.7. Kesalahan kerja peralatan diidentifikasi dan dicari sumber kesalahan kerja alat tersebut.
2.8. Alat ukur, alat kontrol dan asesori diperiksa dan dilakukan perawatan yang diperlukan.

3. Merawat dan memperbaiki mesin AC Sentral sesuai ketentuan

3.1. Sebelum dilakukan pembongkar mesin terlebih dahulu dilakukan pengeluaran refrijeran.
3.2. Bagian dalam mesin dibersihkan dengan metode vakum bagian dalam sesuai prosedur yang Ditentukan
3.3. Katub ekspansi atau pipa kapiler ekspansi dibersihkan dengan kompresor uadara.
3.4. Desican dibersihkan, direkondisi dan dimasang kembali sesuai prosedur yang ditentukan
3.5. Nosel pengkabut refrijerran dibersihkan dan dipasang kembali tanpa merusak alat sesuai ketentuan
3.6. Alat ukuir, alat kontrol, alat pengaman listrik dan asesori lainnya diperiksa, kerusakan diperbaiki dan dipasang kembali sesuai ketentuan
3.7. Peralatan rusak yang tidak mungkin diperbaiki diganti dengan alat baru serta dipasang kembali tanpa adanya kerusakan alat
3.8. Untuk mengganti alat yang rusak sesuai spesifikasinya dilakukan pengadaan barang.
3.9. Dijaga agar refriferan cair dan pelumas tidak masuk kedalam kompresor.
3.10. Kelengkapan pemasangan mesin diperiksa dan dilakukan re-instal untuk meyakinkan bahwa bekerja dengan baik. sistem sudah dapat
3.11. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan tidak ada kesalahan berarti dan tidak mengulangi pekerjaan.
3.12. Semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam kontrak kerja

4. Mengevaluasi dan memeriksa hasil perawatan

4.1. Selama pekerjaan berlangsung kualitas hasil pekerjaan selalu diperiksa agar tidak terjadi pengulangan pekerjaan.
4.2. Bila terjadi penyimpangan/masalah harus didiskusikan dengan pimpinan atau seorang ahli yang berwenang sesauai prosedur yang berlaku.
4.3. Semua kejadian perawatan dan perbaikan dicatat dengan teliti dalam buku perawatan mesin bersangkutan dan diperkirakan jadual perawatan selanjutnya.
4.4. Hasil pekerjaan diperiksa dengan seksama di akhir pekerjaan untuk meyakinkan sesuai dengan yang diharapkan
4.5. Dibuat laporan hasil pekerjaan kepada pemberi kerja sesuai dengan tugasnya.
Demikian penjelasan singkat mengenai unit ac central dan perawatanya.

kondensor

Minggu, 10 Januari 2016
Posted by pendi dank

 Kondenser

Didalam sistem kompresi uap (vapor compression) Kondenser adalah suatu komponen (part) yang berfungsi untuk merubah fase refrigerant dari gas bertekanan tinggi menjadi cairan bertekanan tinggi atau dengan kata lain pada Kondenser ini terjadi proses kondensasi . Refrigerant yang telah berubah menjadi cair tersebut kemudian dialirkan ke Evaporator melalui Katup Ekspansi.

1. Fungsi Kondenser

Agar proses perubahan wujud yang diinginkan ini dapat terjadi, maka kalor/panas yang ada dalam gas refrigerant yang bertekanan tinggi harus dibuang keluar dari sistem. Adapun kalor ini berasal dari 2 sumber, yaitu:

1. Kalor yang diserap refrigerant ketika mengalami proses Evaporasi
2. Kalor yang ditimbulkan di Kompresor selama terjadinya proses kompresi
Gas refrigerant yang bertekanan rendah dikompresikan sehingga menjadi gas refrigerant bertekanan tinggi dimana temperatur kondensasinya lebih tinggi dari temperatur media pendingin Kondenser. Media pendingin yang umum digunakan biasanya air, udara, atau kombinasi keduanya.
Dengan temperatur kondensasi yang lebih tinggi dari media pendingin maka akan mudah terjadi proses perpindahan kalor dari refrigerant ke media pendingin. Seperti kita ketahui secara umum “kalor akan mengalir dari substansi yang bertemperatur lebih tinggi ke substansi yang bertemperatur lebih rendah”.
Proses perpindahan kalor di Kondenser terjadi dalam 3 tahapan, yaitu:
1. Penurunan nilai superheat (desuperheating) sampai mencapai temperatur kondensasi. Pada proses ini terjadi perpindahan kalor sensible .
2. Perubahan wujud dari refrigerant berbentuk gas menjadi cair. Pada proses ini terjadi perpindahan kalor latent .
3. Pelepasan kalor dari refrigerant cair (sub-cooling) ke media pendingin. Pada proses ini terjadi perpindahan kalor sensible.

  Kapasitas Kondenser

Kapasitas Kondenser adalah kemampuan Kondenser untuk melepaskan kalor dari refrigerant (sistem) ke media pendingin.

Ada 4 hal yang mempengaruhi kapasitas Kondenser yaitu:

1. Material (bahan pembuat Kondenser)
Setiap material memiliki kemampuan yang berbeda-beda untuk memindahkan kalor. Material yang paling umum digunakan sebagai bahan pembuat Kondenser adalah tembaga, aluminium, dan besi. Tembaga merupakan bahan yang paling populer digunakan karena sifatnya yang sangat baik untuk menghantarkan kalor dan mudah dibentuk menjadi pipa ataupun koil, dan juga sifatnya yang lebih tahan korosi.
Ukuran Kondenser sebenarnya dapat diperkecil dengan cara memilih material yang memiliki kemampuan menghantarkan kalor yang lebih baik dan juga perancangan (design) dari Kondenser itu sendiri. Meskipun demikian Kondenser juga harus mampu untuk menampung volume dan mengkondensasikan seluruh refrigerant yang keluar dari Kompressor. Kondenser yang volumenya terlalu kecil menyebabkan berkurangnya kapasitas Kondenser dan akan menaikkan tekanan kondensasinya.
Catatan: Khusus untuk sistem refrigerasi yang menggunakan Ammonia (R717) sebagai refrigerant maka tembaga tidak boleh dipakai sebagai material sistem karena sifat dari Ammonia yang cenderung merusak/bereaksi dengan tembaga. Apabila tembaga digunakan dalam sistem Ammonia maka bagian dalam dari tembaga biasanya dilapisi perunggu untuk menghindari korosi.
2. Luas Area
Semakin besar luas area yang bersinggungan dengan media pendingin maka semakin besar pula perpindahan kalornya.
Untuk Kondenser berpendingin udara biasanya dilengkapi dengan sirip-sirip sehingga luas areanya menjadi semakin besar, sedangkan untuk Kondenser berpendingin air agar kapasitasnya bertambah besar dilakukan penambahan laju aliran air yang masuk ke Kondenser.
Catatan: Untuk Kondenser berpendingin air, pengaturan laju aliran air harus diperhatikan jangan sampai melebihi batas yang diijinkan karena dengan laju aliran yang berlebihan faktor gesekan (friction) akan semakin besar.
3. Perbedaan Temperatur
Yang dimaksud disini adalah perbedaaan temperatur kondensasi dengan temperatur media pendingin. Temperatur kondensasi harus lebih besar daripada temperatur media pendinginnya.
4. Kebersihan Kondenser
Partikel debu yang melekat pada Kondenser berpendingin udara ataupun jamur/kerak yang melekat pada Kondenser berpendingin air bertindak sebagai insulator yang akan mengurangi kapasitas perpindahan kalor. Hal ini juga akan menghambat laju aliran udara/air pendingin.

  Jenis Kondenser Berdasarkan Media Pendinginnya

Berdasarkan media pendinginnya Kondenser terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Kondenser berpendingin udara (Air Cooled Condenser)
2. Kondenser berpendingin air (Water Cooled Condenser)
3. Kondenser berpendingin kombinasi udara dan air (Evaporative Condenser)

1.1. Kondenser berpendingin udara (Air Cooled Condenser)
Kondenser jenis ini terbuat dari koil berdiameter luar 6mm~18mm (1/4inch~3/4inch).
Untuk memperluas area perpindahan kalor maka koil tersebut dilengkapi dengan sirip-sirip.
Koil satu lajur (single row coil) adalah yang paling effisien, tetapi untuk menghemat atau memperkecil ukuran biasanya koil dibuat menjadi beberapa lajur (multi row coil).

Kondenser berpendingin udara diklasifikasikan menjadi 2 bagian,yaitu:
1. Kondenser dengan pendingin udara alami (Natural Draught Condenser)
2. Kondenser dengan pendingin udara paksa (Forced Air Cooled Condenser)

1. Kondenser dengan pendingin udara alami (Natural Draught Condenser)
Perpindahan kalor dari Kondenser ke udara berlangsung secara alami (aliran udara konveksi).
Karena laju perpindahan kalornya yang rendah maka diperlukan Kondenser dengan luas area yang besar.
Kondenser jenis ini hanya digunakan untuk sistem refrigerasi berkapasitas kecil, misalnya kulkas dan freezer untuk aplikasi di rumah tangga (domestic refrigerator and small freezer).

2. Kondenser dengan pendingin udara paksa (Forced Air Cooled Condenser)
Perpindahan kalor dari Kondenser ke udara berlangsung dengan bantuan kipas udara (fan).
Laju perpindahan kalornya yang lebih besar dibandingkan dengan Kondenser berpendingin udara alami menjadikan Kondenser jenis ini bisa berukuran lebih kecil.

Keuntungan dan kerugian dari Kondenser berpendingin udara
Keuntungan: Tersedianya udara yang cukup sebagai media pendingin tanpa memerlukan biaya tambahan (udara gratis boss!!)
Kerugian : Sistem refrigerasi beroperasi pada tekanan kerja yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan Kondenser berpendingin air, akibatnya Kompressor akan memerlukan daya yang lebih besar sebagai kompensasi dari kenaikan tekanan dan temperatur kerjanya.

1.2. Kondenser berpendingin air (Water Cooled Condenser)
Pada sistem refrigerasi berkapasitas sedang dan besar biasanya menggunakan air sebagai media pendingin Kondenser. Hal ini dikarenakan air memiliki kemampuan memindahkan kalor yang lebih baik daripada udara, sehingga dengan menggunakan air sebagai pendinginnya ukuran Kondenser dengan kapasitas yang sama bisa menjadi lebih kecil dibandingkan dengan yang berpendingin udara.

Kondenser berpendingin air berdasarkan cara kerjanya diklasifikasikan menjadi 2 bagian,yaitu:
1. Sistem air buang (Waste Water System)
Air dingin masuk ke Kondenser kemudian keluar dan langsung dibuang.
Cara ini diperbolehkan untuk sistem yang berkapasitas kecil atau apabila terdapat sumber air yang banyak. Hal yang harus diperhatikan adalah ketentuan undang-undang yang berlaku dimana sistem ini bekerja (boleh/tidaknya memakai air dengan kapasitas besar).
2. Sistem air sirkulasi
Dalam sistem ini air yang keluar dari Kondenser didinginkan kembali di Menara Pendingin (Cooling Tower) kemudian disirkulasikan kembali ke Kondenser.

Service ac ungaran 081215068214

Jumat, 20 November 2015
Posted by pendi dank
penyedia produk jasa service ac di ungaran menyediakan layanan
  • service ac
  • bongkar pasang baru atau bekas
  • intalasi unit  
  • pengadaan unit
  • perbaikan unit baik elektrikal maupun mekanik
Service ac ungaran di kelola oleh Gunung putra teknik

service water chiller

Minggu, 04 Oktober 2015
Posted by pendi dank
PERFORMA UNIT WATER CHILLER UNTUK APLIKASI HEAT RECOVERY ABSTRAK

 Air sebagai refrigeran sekunder pada sistem water chiller digunakan untuk mengkondisikan ruangan. Temperatur di dalam ruangan hotel mencapai 76,10F dari kondisi temperatur awal 71,60F.
 Akibatnya temperatur di dalam ruangan naik hingga 4,50F. Tujuan penelitian iniuntuk mengetahui penyebab terjadinya kenaikan temperatur ruangan dengan menganalisa kapasitas pendinginan aktual unit water chiller, terhadap total beban pendinginan ruangan yang harus ditanggulangi.
 Metode penelitian yang digunakan yaitu pengamatan dan pengukuran langsung terhadap kondisi unit water chilleruntuk aplikasi heat recovery. Hasil penelitian diperoleh kapasitas pendinginan aktual unitwater chiller sebesar 90,15 TR.
 Total beban pendinginan ruangan yang harus ditanggulangi 95,1 TR. Kapasitas pendinginan awal unit water chiller 103,2 TR. Hasil penelitian menunjukan bahwa unjuk kerja kapasitas pendinginan unitwater chiller mengalami penurunan hingga 13,05 TR. Akibatnya temperatur naik di dalam ruangan hotel karena 4,95 TR beban pendinginan ruangan tidak teratasi. Kata kunci:beban pendinginan, unjuk kerja,water chiller, heat recovery. ABSTRACT Water as a secondary refrigerant in the water chiller systems used to condition the room. The temperature inside the hotel room reaches 76,10F of the initial conditions of temperature 71,60F. As a result, the temperature in the room rose to 4,5 0F. The purpose of this research was to determine the cause of the increasetemperature in the room by analyzing the actual cooling capacity water chiller units, the total room cooling load that must be addressed. The method used is direct observation and measurement of the condition water chiller units for specific heat recovery applications. The result showed the actual cooling capacity of water chiller units 90,15 TR. Total room cooling load that must be addressed 95,1 TR. Initial cooling capacity water chiller units 103,2 TR. The results showed that the performance of the cooling capacity water chiller units has decreased by 13,05 TR. As a result, the temperature rises in the hotel room because the room cooling load of 4,95 TR is not resolved. Keywords: cooling load,performance,water chiller, heat recovery.
 PENDAHULUAN Air Conditioner (AC) merupakan aplikasi dari sistem refrigerasi. Prinsip dasar sistem ACadalah menyerap panas yang tidak dibutuhkan dari suatu ruangan untuk dilepaskan ke ruangan lain dengan menggunakan media refrigeran. Penelitian tentang penggunaan air sebagai refrigeran telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Kruse (2000) melakukan penelitian tentang penggunaan refrigeran di Eropa. Berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan bahwa penggunaan sistem refrigerasi tidak langsung (siklus sekunder) memerlukan refrigeran lebih sedikit pada siklus primernya dibandingkan dengan sistem refrigerasi langsung (direct expantion). Water chiller(Daikinaircon, 2013) adalah salah satu jenisAC untuk mendinginkan air sebagai secondary refrigerant yang mengaplikasikan sistem refrigerasi tidak langsung. Air akan disirkulasikan untuk mengambil panasdari suatu ruangan. Panas akan dibawa air untuk diserap oleh evaporator sebagai beban pendinginan yang harus ditanggulangi. Penyerapan panas pada evaporator terjadi dengan cara refrigeran yang memiliki temperatur dan tekanan rendah menyerap panas dari air sampai tercapai titik temperatur penguapan refrigeran. Refrigeran yang telah menyerap panas akan dikompresikan dan dibuang panasnya pada kondenser. Air yang telah didinginkan akan disirkulasikan kembali untuk menyerap panas dari ruangan yang dikondisikan temperaturnya. Penggunaan unit water chiller pada suatu gedung perhotelan di kota Jakarta dilengkapi dengan peralatan pemanfaatan panas kondenser untuk pemanas air (heat recovery). Air panas pada hotel digunakan untuk keperluan mandi, pencucian alat dan keperluan lainnya. Tingkat kenyamanan temperatur udara di dalam ruangan merupakan salah satu faktor pertimbangan bagi pengunjung hotel. Penulis memperoleh temperatur ruangan di dalam hotel 76,10F dari kondisi temperatur awal 71,60F. Akibatnya temperatur di dalam ruangan naik 4,50F. Kenyamanan di dalam ruangan hotel akan terganggu jika kondisi yang ada tidak segera diatasi. Penyebab kenaikan temperatur ruangan dikarenakan beberapa faktor. Terdapat dua unit water chiller yang terpasang pada hotel. Setiap unit memiliki dua package sistem pendinginan yang akan bekerja sesuai pengoperasian dan kapasitas pendinginan yang dibutuhkan. Unit sistem pendingin ini memiliki fungsi ganda pada hotel. Fungsi utama unit sistem pendingin adalah untuk mengkondisikan udara ruangan agar dapat tercapai kondisi yang ideal bagi setiap orang yang berkunjung. Fungsi kedua adalah sebagai pemanas air dengan memanfaatkan panas yang dibuang oleh sistem refrigerasi (recovery unit). Unit water chillerrecovery  digunakan tambahan peralatan penukar kalor heat exchanger tipe Plate(HEI, 2009) atau biasa dinamakan Plate Heat Exchanger (PHE) yang dipasang pada sisi tekan(discharge) sistem refrigerasi yakni setelah kompresor. Refrigeran yang memiliki temperatur tinggi akan melepaskan kalor dan diserap oleh air yang dialirkan pada PHE.Air panas digunakan untuk kebutuhan hotel seperti mandi, cuci tangan, pencucian peralatan dan yang lainnya. Dengan demikian kita dapat menghemat energi listrik atau sumber energi yang digunakan oleh peralatan penghasil panas konvensional. PHE adalah salah satu jenis peralatan penukar panas yang menggunakan pelat logam untuk mentransfer panas antara dua liquid. Pelat logam yang disusun secara berimpit memungkinkan perpindahan panas lebih efisien melalui penampang pelat yang luas dan lebar. Bahan yang biasa digunakan adalah menggunakan stainless steel karena tahan akan korosi, tahan akan benturan dan memiliki daya hantar panas yang tinggi. Insulasi pada permukaan luar PHE dengan thermalflexdilakukan agar efektifitas perpindahan panas tidak terpengaruh oleh kondisi udara sekitar.Adapun jarak anatara pelat biasanya 0,004 - 0,005 ft dengan demikian pendekatan temperatur didalam PHE mencapai hingga33,8 0F berdasarkan katalog unit heat exchanger. Prinsip perpindahan panas yang terjadi pada PHE adalah secara konduksi antara pelat yang disusun secara pararel dan berselingan terhubung dengan masing-masing siklus dari aliran liquid tersebut. Komponen utama unit water chiller pada umumnya sama seperti komponen yang ada pada sistem refrigerasi lainnya. Adapun yang membedakan adalah kapasitas dari pendinginan yang dihasilkan. Kapasitas pendinginan disesuaikan dengan beban pendinginan yang harus ditanggulangi oleh unit pendingin. Komponen utama unit water chiller diantaranya adalah kompresor, kondenser, alat ekspansi dan evaporator. Gambar 1.Siklus refrigerasi water chiller recover unit Kompresor pada sistem refrigerasi memiliki fungsi menghisap refrigeran gas dari evaporator dengan temperatur dan tekanan rendah. Memampatkan gas tersebut sehingga menjadi gas bertekanan dan bertemperatur tinggi. Mengalirkan refrigeran ke kondenseruntuk dapat membuang panas kepada media pendingin kondenser. Menurunkan tekanan di dalam evaporator sehingga refrigeran cair di dalam evaporator dapat menguap pada temperatur yang lebih rendah dan menyerap panas lebih banyak dari ruangan.Kompresor yang digunakan pada unit water chiller ini adalah jenis kompresor semi hermetik yaitu motor penggeraknya berada satu rumah dengan housing kompresornya. Kontruksi pengkompresi yang digunakan adalah tipe screw yang mengaplikasikan twin screw. Kondenser merupakan alat pengkondensasi refrigeran. Panas refrigeran dibuang ke lingkungan sampai titik jenuh gas refrigeran tercapai sehingga wujudnya berubah menjadi cair. Kondenser yang digunakan adalah tipe pendingin udara (air cooled) dengan penampang berbentuk huruf “M” terbalik. Tujuannya adalah agar setiap udara yang melewati fin pada sisi samping luar dan sisi bawah penampang kondenser ditarik oleh fan dari sisi atas unit. Perpindahan panas dapat berlangsung maksimal antara refrigeran pada kondenser dengan udara lingkungan. Alat ekspansi (metering device) pada sistem refrigerasi merupakan suatu tahanan yang tempatnya di antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah.Refrigeran cair yang mengalir melalui alat ekspansi, tekanannya diturunkan dan jumlahnya diatur sesuai dengan keperluan evaporator. Expansion valve yang digunakan pada unit water chiller adalah tipe Thermostatic Expansion Valve (TEV atau TXV). Pada dasarnya prinsip kerja dari TXV sama seperti expansion valve lainnya. TXV adalah suatu alat yang secara otomatis mengukur jumlah aliran refrigeran cair yang masuk ke evaporator sehingga membuat tekanan dan temperatur menjadi rendah. Evaporator berfungsi untuk menyerap panas dari beban pendinginan disekitarnya.Terletak diantara alat ekspansi dan kompresor yakni pada sisi tekanan rendah dari sistem refrigerasi. Evaporator yang digunakan adalah tipe shell and tube dengan jenis evaporator banjir(flooded evaporator). Pada evaporator perpindahan panas terjadi ketika air yang mengalir melalui pipa-pipa (tube) didalam tabung (sheel) diserap panasnya oleh cairan refrigeran dan menguap menuju kompresor. Air yang telahdidinginkan akan disirkulasikan oleh pompa untuk menyerap panas pada ruangan yang akan dikondisikan. Perpindahan panas antara air dingin dengan udara yang ada di dalam ruangan digunakan sistem Air Handling Unit (AHU). AHU adalah sebuah unit yang berfungsi sebagai pengatur udara yang akan dimasukan ke dalam ruangan melalui saluran udara (duct). Dimensi saluran udara yang digunakan sesuai dengan kapasitas pendinginan yang dibutuhkan dari setiap ruangan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode observasi yaitu pengumpulan data melalui pengamatan dan pengukuran langsung terhadap objek yang diteliti.Wawancara yaitu melakukan tanya jawab kepada pihak-pihak terkait. Kepala teknisi gedung (chief engineer) sebagai penanggung jawab terhadap setiap penanganan perlengkapan gedung dan teknisi lapangan yang mengetahui kondisi unit water chillerlebih spesifik. Supervisorkontraktoruntuk memperoleh history information datamengenai objek yang diteliti dan didukung dengan studi literatur yaitu pengumpulan data dan teori dari buku, artikel dan media internet serta referensi relevan lainnya. Pengujian dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengumpulan dan pencatatan data awal tentang unit water chiller.Data diperoleh melalui catatan riwayat troubleshooting dari perusahaan kontraktor yang menangani pemeliharaan dan perbaikan unit water chiller. Mengajukan pertanyaan kepada teknisi gedung yang mengetahui kondisi aktual unit water chiller.Melakukan kalibrasi alat ukur yang akan digunakan yaitu thermometer,pressure gauge,multitester, anemometer, dan peralatan lain yang dibutuhkan. Mencatat waktu awal,temperatur dan kelembapan lingkungan pada saat pengujian mulai dilakukan.Mengoperasikan pompa utama untuk mengalirkan air sebagai sistem refrigerant skunder pada evaporator.Mengoperasikan pompa tambahan untuk mengalirkan air sebagai penghasil air panas pada PHE. Menghidupkan sistem pendinginan unit water chiller untuk memulai pengujian hingga kapasitas pendinginan maksimal dapat tercapai.Mengukur kuat arus yang digunakan unit water chiller. Mencatat tekanan dan temperatur dari air masuk (inlet)dan air keluar (outlet) pada evaporator (cooler) untuk siklus pendinginan dan pada PHE untuk siklus pemanasan air. Mencatat kuantitas dan temperatur air panas yang diperoleh. Mengukur kelembapan dan temperatur ruangan di dalam hotel. Menganalisa beban pendinginan yang ada pada ruangan dari setiap sumber panas.Menganalisa kapasitas pendinginan dengan diagram mollier yang menggunakan refrigeran R-407c. HASIL PENELITIAN Total Beban Pendinginan Total beban pendinginan (tabel 1) merupakan penjumlahan panas yang berasal dari dalam ruangan dan dari luar ruangan untuk ditanggulangi mesin pendingin. Perhitungan total beban pendinginan berdasarkan kondisi lingkungan udara sekitar di luar ruangan dengan kondisi udara ideal yang ada di dalam ruangan hotel (Carrier, 1965). Panas yang dikondisikan berupa panas sensibel dan panas laten dari setiap sumber beban pendinginan. Tabel 1.Total beban pendinginan COOLING LOAD ESTIMATION Objek location Hotel Oria – Jl. Wahid Hasyim No.85 Jakarta Calculated by Deni Indrayani   A. Design condition         0F % RH Outdoor condition    86 74 Indoor condition 71,6 50   B. Transmission gain       Sensible (Btu/hr) Latent (Btu/hr)   1. Heat gain from outside Wall north 83.048,54  - Wall east 223.441,57  - Wall south 83.048,54  - Wall west 223.441,57  - Roof / ceilling       17.847,00  - Floor         27.340,55  - 2. Heat gain from infiltration 6.296,4 23.029,60 3. Heat gain from inside     Equipment     225.430,84 - Occupants       47.250,00 48.750,00 Light         28.220,00 - . Heat gain 965.365,01 71.779,60 Total heat gain   1.037.144,61Btu/hr Safety factor 10%       103.714,46Btu/hr Grand Total Cooling Load 1.140.859,07 Btu/hr = 95,1 TR Kapasitas Pendinginan Awal Unit Water Chiller Water chiller memiliki beberapa tipekapasitas pendinginan yang dapat dihasilkan. Model unit water chiller(Hitachi, 2010) yang digunakan pada hoteldapat diketahui pada name plate yang ada pada box electrical unit pendingin. Kapasitas pendinginan awal unit water chiller(tabel 2) dapat diketahui pada katalog unit sesuai dengan model yang tertera pada name plate. Tabel 2. Kapasitas pendinginan awal unit water chiller Unit Kapasitas Water chiller RCU 150 AHYZ-HR 103,2 TR Compressor Power input 172,32hp Power 2 x 80 hp Water pump Chilling water 2175,4 ft3/hr Hot water 88,29 ft3/hr Heat recovery Heating capacity 97,36 hp Temperature 1400F Sumber:Brocure Hitachi Appliance Inc. Kapasitas Pendinginan Aktual Unit Water Chiller Kapasitas pendinginan aktual (Tabel 3) unit water chiller mempengaruhi kapasitas pemanasan air panas yang dihasilkan. Secara tidak langsung panas yang dibuang oleh sistem refrigerasi dapat menunjukan performa unit water chiller. Semakin besar panas yang dibuang akan menghasilkan kapasitas air panas yang besar. Data yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukan keadaan performa unit water chiller. Tabel 3. Kapasitas pendinginan aktual unit water chiller Unit Kapasitas Water chiller RCU 150 AHYZ-HR 90,15 TR Compressor Power input 147,35hp Theoritical Power 2 x 74,74 hp Water pump Chilling water 1925,36 ft3/hr Hot water 270,4 ft3/hr Heat recovery Heating capacity 83,5 hp Temperature Max. 125,6 0F PEMBAHASAN Kapasitas Pendinginan Unit Water Chiller Pembahasan penelitian dilakukan berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan yang penulis lakukan terhadap beban pendinginan ruangan dan kapasitas pendinginan unit water chiller.Total beban pendinginan ruangan untuk temperatur 71,60Fadalah sebesar 95,1 TR. Kapasitas pendinginan unit water chiller berdasarkan katalog data (Bayutama, 2012) adalah sebesar 103,2 TR. Penulis menganalisa kapasitas pendinginan aktual berdasarkan prinsip kerja dari water chiller sebagai pendingin air. Air yang mengalir menuju saluran masuk (inlet) evaporator membawa beban panas dari ruangan yang harus ditanggulangi. Perpindahan panas terjadi ketika air yang disirkulasikan pada evaporator diserap panasnya oleh refrigeran. Refrigeran yang menyerap panas secara tidak langsung akan mengalami perubahan temperatur dan sebagian mengalami perubahan wujud menjadi uap lanjut. Air yang telah dingin pada bagian akhir proses perpindahan panas akan disalurkan menuju saluran keluar (outlet) evaporator. Perbedaan temperatur air yang masuk dan temperatur air keluar pada evaporator dari hasil pengukuran adalah: Beda temperatur (ΔT) = Temperatur inlet – Temperatur outlet = 53,6 0F – 44,6 0F = 9 0F Air sebagai refrigeran sekunder untuk menyerap panas ruangan disirkulasikan dengan menggunakan pompa air. Kapasitas pompa air yang digunakan sebesar 1925,36 ft3/hr. Adapun masa jenis air adalah 62,43 lb/ft3 dengan panas jenis air sebesar 1 Btu/lb.0F. Data yang telah diperoleh menurut UNEP (2006) digunakan untuk menghitung kapasitas pendinginan aktual dengan persamaan: Qact = m x Cp x ΔT = ( ρ x ѵ )x Cp x ΔT = 62,43 () x 1925,36 () x 1 () x 9 (0F) = 1.081.802,02 Btu/hr = = 90,15 TR Keterangan : Qact= Kapasitas pendinginan aktual (TR) m = Laju aliran massa pendinginan (lb/hr) ρ = Massa jenis air (lb/ft3) ѵ = Laju aliran air (ft3/hr) Cp= Panas jenis air(Btu/lb.0F) ΔT = Beda temperatur (0F) Hasil perhitungan yang diperolehmenunjukan bahwa kapasitas pendinginan unit water chillermengalami penurunan bila dibandingkan dengan kebutuhan beban pendinginan ruangan dan kapasitas pendinginan awal unit water chiller.Total kekurangan beban pendinginan ruangan yang diperoleh: Total Kekurangan = Beban Pendinginan – Kapasitas Pendinginan Aktual = 95,1TR – 90,15TR = 4,95 TR Penurunan kapasitas pendinginan yang diperoleh: Penurunan Kapasitas Pendinginan = Kapasitas awal– Kapasitas aktual = 103,2 TR – 90,15 TR = 13,05 TR Terdapat beberapa faktor terjadinya penurunan kapasitas pendinginan unit water chiller. Penggunaan air sebagai secondary refrigerant perlu mendapat perhatian khusus. Air yang digunakan harus sesuai dengan standar karakteristik dan pemakaiannya. Kandungan air yang aman memiliki keasamaan sekitar 6,5-9,2 dengan warna air jernih dan tidak berbau. Meski air yang disirkulasikan dalam siklus tertutup, namun penggantian air dan pembersihan komponen perlu dilakukan setiap priodenya. Penurunan kapasitas pendinginan unit water chiller dapat disebabkan oleh besarnya kecepatan aliran air (flow rate) yang disirkulasikan. Hal ini tentu akan mempengaruhi kapasitas pendinginan dari unit water chiller. Jika flow rate airnya terlalu rendah tentu beban pendinginan menurun di bawah batas kapasitas pendinginan dan akan menyebabkan evaporator mengalami penurunan tekanan (drop pressure).Jika flowrate terlalu tinggi maka proses perpindahan panas air terhadap evaporator kurang maksimal. Nilai flow rateyang direkomendasikan pada unit water chiller yaitu memiliki densitysekitar 0,25-0,5 lb/ft3. Kapasitas Pemanfaatan Air Panas (Heat Recovery Unit) Kapasitas pemanasan untuk air panas dapat kita ketahui dari beberapa parameter. Nilai-nilai pada faktor koreksi diperoleh pada tabel Hitachi water chiller product. Kapasitas pemanasan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: Heating Capacity (QHeat) = Qrejx df xcf1xcf2. = 1.462.482,62 Btu/hr x 0,15 x 1,054 x 0,92 = 212.721 Btu/hr Keterangan: Qrej = Total panas yang dibuang merupakan penjumlahan kapasitas pendinginan dengan daya kompresor aktual. df =Kapasitas dari pemanasan air dirancang 15% dari panas yang dikeluarkan oleh kondenser. cf1 = Corection factor dari nilai outlet temperature of hot water sebesar 125,6 0F sehingga diperoleh faktor koreksi sebesar 1,054. cf2 = Corection factor dari nilai inlet temperature of outdoor sebesar 86 0F sehingga diperoleh faktor koreksi sebesar 0,92. Laju aliran air panas (ѵ) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan yang digunakan pada perhitungan kapasitas pendinginan dari unit water chiller. 
 QHeat = m x Cp x ΔT 212.721 () = m x 1 () x (125,60F-1130F) 212.721 () = m x 12,6 () m = = 16.882,6 lb/hr m = ρ x ѵ 16.882,6 () = 62,43 () x ѵ ѵ = 270,4 ft3/hr KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai performa unit water chiller untuk aplikasi heat recoverybahwa Kapasitas pendingianan unit water chiller mengalami penurunan sebesar 13,05 TR dari kapasitas pendinginan awal 103,2 TR. Total beban pendinginan ruangan yang harus ditanggulangi sebesar 95,1 TR sedangkan kapasitas pendinginan aktual hanya 90,15 TR. Selisih beban pendinginan yang ada 4,95 TR tidak teratasi oleh unit pendingin.Kenaikan temperatur ruangan dikarenakan terdapat selisih beban ruangan yang tidak teratasi. Beban ruangan yang tidak teratasi akibat laju aliran air yang dibutuhkan kurang 250 ft3/hr dari 2175,4 ft3/hr.Kapasitas pemanasan air yang diperoleh sebesar 83,5 hp dengan temperatur air panas yang dihasilkan 1220F–125,60F. Kapasitas pemanasan air tidak maksimal karena laju aliran air yang disirkulasikan terlalu tinggi.Maintenance perlu dilakukan untuk mengatur dan menyeimbangkan kembali laju aliran air. Kinerja unit water chiller dapat maksimal jika proses perawatandilaksanakan rutin.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Welcome to My Blog

Popular Post

- Copyright © Gunung putra teknik - Robotic Ballpendi - Powered by Blogger - Designed by Ballpendi -